Setiap manusia pastinya pernah mengalami yang namanya sakit, baik itu ringan maupun sakit yang berat. Sebagai seorang muslim kita meyakini bahwasanya setiap penyakit yang dialami oleh setiap hambanya adalah atas izin-Nya.
Allah menurunkan penyakit kepada manusia ada yang sifatnya sebagai ujian untuk menguji apakah hambanya tersebut akan sabar menjalaninya sehingga dia bisa mendapat pahala yang besar dari sisi-Nya. Selain itu penyakit yang menimpa seorang mukmin juga merupakan jalan penghapus dosa baginya. Hal itu seperti hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini.
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya”
Selain itu sebagai seorang mukmin, kita juga dilarang untuk berkeluh kesah apalagi sampai mencaci maki dan berburuk sangka kepada Allah perihal penyakit yang kita derita, dalam hadits riwayat muslim yang lain Rasulullah juga bersabda:
“Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”
Daftar Isi
Sikap seorang muslim terhadap penyakit
Seharusnya sebagai seorang muslim yang baik kita harus bisa mensikapi secara bijak suatu musibah yang sedang menimpa kita. Karena bisa jadi suatu yang menurut kita buruk, justru hal itu memberikan dampak yang baik bagi kita yang tak kita ketahui.
Pada setiap musibah atau penyakit yang menimpa seorang hamba, ada pelajaran yang sangat berharga yang bisa kita ambil. Biasanya orang yang memiliki badan yang sehat, cenderung dengan mengikuti hawa nafsunya, sibuk tenggelam dalam urusan dunia dan melalaikan tuhannya.
Oleh sebab itu Allah menimpakan suatu penyakit kepada kita sebagai teguran dan bentuk kasih sayang Allah. Sehingga kita akan merasakan kelemahan pada tubuh, merasa tidak bedaya dihadapan Allah. Keadaan ini akan merubah kecenderungan dari kemaksiatan kepada ketaatan kepada Allah jika kita bisa mengambil pelajaran dari musibah yang sedang menimpa.
Seharusnya sikap seorang muslim terhadap musibah yang menimpanya adalah dengan sabar dan tawakal serta berikhtiar untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit yang dia derita dengan cara-cara yang dibenarkan sesuai syariat.
Hadits anjuran berobat
Selain dengan sabar dan tawakal ketika mengalami musibah berupa penyakit, kita juga dianjurkan untuk berusaha untuk mendapatkan kesembuhan dengan cara-cara yang dibenarkan. Karena usaha yang kita lakukan untuk berobat juga dinilai ibadah didalam Islam.
Ada beberapa hadits dari rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam yang menganjurkan kita untuk berobat ketika tertimpa penyakit, diantaranya adalah sebagai berikut
Dari Abu Darda’:
إِنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ
“Allah telah menurunkan penyakit dan juga obatnya. Allah menjadikan setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah, namun jangan berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud no. 3874)
Dari Usamah bin Syarik:
يا رسول الله ألا نتداوى ؟ قال : ( تداووا ، فإن الله لم يضع داء إلا وضع له شفاء إلا داء واحد ) قالوا : يا رسول الله وما هو ؟ قال : ( الهرم )
Wahai Rosululloh, apakah kita berobat?, Nabi bersabda,’’berobatlah, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit, kecuali pasti menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit (yang tidak ada obatnya),’’ mereka bertanya,’’apa itu’’ ? Nabi bersabda,’’penyakit tua.’’ (HR.Tirmidzi 2038, dan disahihkan oleh al-Albani dalam Sunan Ibnu Majah 3436)
Dari hadits anjuran berobat tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya setiap penyakit yang Allah turunkan pastilah disertai dengan obat penawarnya kecuali penyakit tua, jadi jangan berputus asa untuk berusaha mendapatkan obat penawar dari penyakit yang anda derita karena janji Allah pasti adanya.
Jika kita sudah berusaha bertahun-tahun untuk mencari kesembuhan dengan cara yang benar dan ternyata belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Sikap seorang muslim harusnya adalah sabar dan tidak berburuk sangka kepada Allah. Bisa jadi hal itu merupakan pintu dan cara Allah untuk menghapuskan dosa-dosa dan menaikkan derajat anda di disisinya.
Larangan berobat dengan yang haram
Anjuran untuk mendapatkan kesembuhan dengan jalan berobat didalam Islam bukan berarti menghalalkan segala cara untuk memperolehnya. Akan tetapi seorang muslim terikat dengan syariat, yang berarti hanya obat dan metode pengobatan yang dibenarkan secara syar’i yang boleh digunakan sebagai ikhtiar mendapatkan kesembuhan.
Hal itu sudah diperingatkan oleh Rasulullah dalam hadits larangan berobat dengan sesuatu yang haram dan menjijikkan sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah:
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الدَّوَاءِ الْخَبِيثِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari obat yang khobits (yang haram atau kotor).”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Daud no. 3870, Tirmidzi no. 2045 dan Ibnu Majah no. 3459. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Selain itu kita juga dilarang menggunakan khomr atau jenis obat yang mengandung unsur khomr termasuk disini alkohol yang digunakan untuk obat yang di minum atau dimasukkan didalam tubuh.
إِنَّهُ لَيْسَ بِدَوَاءٍ وَلَكِنَّهُ دَاءٌ
“Khomr itu bukanlah obat, namun ia adalah penyakit.” (HR. Muslim no. 1984)
Hadits tersebut merupakan dalil tegas bahwasanya khomr bukan merupakan obat dan kita sebagai umat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dilarang untuk menggunakan khomr sebagai obat penawar dari penyakit yang kita derita.
Selain itu kita sebagai muslim juga dilarang untuk berobat dengan cara yang dilarang syariat seperti mendatangi dukun yang mengobati pasiennya dengan bantuan jin, hal itu tegas dilarang oleh Rasulullah dalam haditsnya yang mashur berikut ini:
“Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari” (HR. Muslim dalam Shahihnya)
Dalam hadits yang lain beliau shalallahu ‘alaihi wa salam juga bersabda:
“Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad”
Jadi sebagai seorang muslim, kita harus hati-hati dalam memilih obat dan metode pengobatan untuk mendapatkan kesembuhan. Jangan sampai untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit yang kita derita sampai menggadaikan aqidah yang tentunya akan merugikan kita dunia lebih-lebih diakhirat kelak. Wallahu a’lam bishawab.